Sabtu, 03 Desember 2011

Pemerintah tak tanggap geng motor


(Istimewa)
MEDAN - Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM),  Muhammad Nurohman Hadjam mengatakan, pemerintah pusat hingga daerah kurang memberikan fasilitas memadai untuk penyaluran energi-energi remaja yang sedang tumbuh mekar ke arah yang positif. Akibatnya, energi-energi yang sedang tumbuh kembang itu dilampiaskan dengan hal-hal yang negatif seperti tawuran dan geng motor.

Nurohman mengatakan, pemerintah kurang tanggap terhadap para geng motor ini. Seharusnya pemerintah mengantisipasi keberadaan geng motor tersebut sebelum mereka menjalankan aksinya.

“Jika sarana positif tak tersedia untuk melampiaskan energi-energi remaja yang tengah tumbuh kembang, maka mereka akan melampiaskannya ke arah yang negatif. Inilah salah satu pemicu maraknya kasus tawuran siswa dan genk motor, “ kata Nurohman di Medan.

Ia menyarankan, perlu penanganan yang holistik untuk mengatasi kasus-kasus kekerasan dan kenakalan yang terjadi di kalangan remaja Indonesia.  “Untuk itu, antara guru, orangtua siswa, masyarakat dan pemerintah  harus bergandeng  tangan untuk menyediakan fasilitas sebagai tempat penyaluran energi remaja yang tengah tumbuh kembang,” ucap Nurohman, hari ini.

Menurut mantan Dekan Fakultas Psikologi UGM ini, selain menyediakan fasilitas bagi remaja untuk menyalurkan energinya ke arah positif, yang harus dilakukan adah pendidikan karakter. Namun, dia menyarankan, pendidikan karakter bukan diitujukan untuk orang dewasa, melainkan harus dibangun sejak usia dini/taman kanak-kanak hingga sekolah menengah.

“Agar pendidikan karakter berhasil, guru-gurunya harus diberi informasi dan latihan bagaimana membangun karakter anak dan mendidik dengan cara yang benar. Intinya, guru harus mampu membentuk siswa yang berbudi pekerti,” tuturnya.

Sementara itu, Kapolresta Medan, Kombes Tagam Sinaga mengatakan, orangtua diminta agar terus memantau maupun mengawasi semua kegiatan anaknya. Dengan ikut berperannya orangtua diharapkan dapat mencegah anak-anak tersebut bergabung kedalam kelompok geng motor yang kini telah membuat keresahan masyarakat kota Medan.

”Orangtua harus memantau semua kegiatan anaknya. Bukan hanya ketika di dalam, tapi yang perlu diawasi ketika berada di luar rumah, apalagi ketika malam minggu,” himbau Kapolresta Medan, Kombes Tagam Sinaga.

Dikatakan Tagam, dalam mencegah kerusuhan yang dilakukan oleh kelompok geng motor, Polresta Medan telah melakukan berbagai cara dan tindakan seperti melakukan sosialisasi maupun pendekatan secara persuasif. Namun demikian, tanpa adanya peran serta orangtua upaya polisi ini akan sia-sia saja sehingga aksi brutal kelompok geng motor ini kembali terulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar